KERJA ATAU TIDAK?

Selasa, 13 Februari 2018


Udah lama ey ganulis blog. terakhir kali pas mau lulus SMA. gaberasa gue udah lulus dua tahun, udah mulai jalanin kehidupan sebenarnya. dan hal yang dulu gue lakuin pas kecil sangat seru, sekarang udah gak seru lagi. kita pun bakal berubah. Dengan sendirinya.

Mumpung lagi gabut nih, lagi sendirian, lagi ga berguna di dunia ini. Gue iseng aja buka MS. Word, ngetik satu kalimat satu kalimat. Yang gaberasa udah lima halaman. Terus gue inget pas SMA gue punya blog, yang tulisannya masih alay masih suka nyontek karya orang. Jadi intinya mah mau di post kegabutan ini di blog.
Masih gatau sih sebenernya cara buat tulisan yang bagus kayak gimana. Sekarang gue cuma mau coba lagi. kalo bisa di comment, biar seneng guenya hahaha.

Dan gue mau bercerita tentang
GIMANA setelah gue lulus SMA. Dibaca syukur, di skip, Emangnya iklan di youtube!

and THIS
===================================*====================================

BUKAN SEKEDAR PEKERJAAN

===================================*====================================
Setelah gue lulus SMA, gue bingung mau jadi apa. Gue bingung skill apa yang gue punya. Gue bingung kenapa Raisa ngga nikahnya sama gue aja.

Tiap hari kerjaan gue cuma tiduran sambil  main game. Gamenya pun bermacam-macam, mulai dari game online sampe game dewasa. Awalnya sih asik, berasa gue adalah orang paling santai sedunia. Tapi lama kelamaan hal itu malah jadi hambar. Malah bikin badan gue jadi lemes, otot otot mengecil, muka kusut, urat urat memuai, Perut kelaparan. Yang lebih parahnya lagi titit gue sampe dehidrasi.

Efek dari kurang aktifitas. Bikin gue mager mageran, ngerasa weekday tuh gada. Semuanya jadi weekend. Jangankan mandi, Bangun dari kasur aja susahnya minta ampun.
Gue adalah tipe orang yang penakut. Takut untuk memilih pekerjaan, takut untuk mencobanya. Karena jujur sebenernya gue ini pemalu. Tau sendiri lah kira-kira orang yang penakut plus pemalu bakal kayak gimana. Pengen kerja santai, tapi takut gaji kecil. Pengen kerja keras, tapi takut ga sanggup jalaninnya. Apalagi gue ada niatan kerja sambil kuliah, jadi takut kecapean juga.

Btw, itusih sebenernya cuma alesan aja, yang gue gamau tuh Cuma satu. INTERVIEW-nya. Kan udah gue bilang, gue ini pemalu. Ditanya orang aja malah nunduk. Apalagi harus ketemu tatapan berdua sama yang interview. Mata kita wajib bertemu, supaya menjawab jujur apa adanya. Bukannya apa apa. Cuma takut cinta aja.

Suatu hari ibu gue nyuruh agar gue cari pekerjaan, karena gue males, gue bilang gamau. Karena ibu gue pinter, gue jadi gadibagi duit lagi. Kelar.

Masa bodo sih gapunya duit, tapi pernah suatu ketika ada momen dimana temen gue ngajak gue jalan jalan dan gue gapunya duit untuk ikut. Akhirnya guepun ga ikut. Keesokan harinya mereka semua membuat status sindiran, datang kerumah gua malem-malem. Gue dibully, ditelanjangi, diludahi sama sama. Cuih cuih.

"Ngga lah."

Ya gue sebenernya Cuma dibilang gasetia kawan aja sih, tapi mau gimana lagi? Toh gue gaikut karena gapunya duit. Bukan karena cewe! Ya kan?

Selain gaikut jalan-jalan, gue juga kehabisan kouta. Gue jadi gabisa main mobile legend lagi, gue jadi desperate, gabisa buka ig, buka fb, buka what’s app, buka-bukaan di bigo live. Gabisa pokoknya.

Sedih banget gue, gue jadi orang anti social social club, gue bingung mau ngabarin temen gue buat ngajak main aja susah. Malahan gue sampe mindik mindik ke kamar, ambil hp ibu gue, untuk nyalahin hotspot.

Ibu gue pun marah lagi sama gue, karena ketahuan ngabisin paketannya. Hari itu juga HP gue diambil. Dan gara gara itu gue jadi sering gunain waktu buat ngedit video video yang pernah gue shoot pas SMA dan ga sempet diedit.

Sampai tiba masanya gue bosen dan bikin gue menyerah. Gue pun bergegas menyiapkan surat lamaran sebanyak banyaknya.

-----------------------------------------------=-------------------------------------------------

Keesokan harinya, gue mengajak temen SMA gue, Dandi. untuk mencari pekerjaan. Gue sudah siap dengan lima surat lamaran, sedangkan Dandi hanya bawa satu. Gue bawa lima karena gue percaya, makin banyak percobaan makin banyak kemungkinan untuk dapetinnya.

Pagi itu gue berpakaian rapi kemeja putih celana hitam. Gue dan Dandi belum tau mau kemana, yang kita pikirin cuma “NYARI DUIT.”

Setelah berjalan lumayan jauh. kita kebingungan.

“Ki, mau ngelamar dimana nih.” Kata Dandi.

“Kalo guemah terserah. Yang penting teh dapet kerjaan.” Jawab gue santai.

“office boy mau.”

Dengan mengernyitkan dahi, gue bilang “ya ngga gitu juga boy.”

“Lho kenapa? Young lex aja dulu office boy sekarang punya office boy.” Dandi bilang sambil mempraktekkan gaya younglex.

Gue diem.
-----------

Gue diem karena gue bingung, gue gamau nanggung malu kalo kerja office boy, gue kan pemalu. Bukan karena itu juga sih, sebenernya malu juga karena gue ini lulusan SMA, yang seharusnya bisa lebih dari itu.

-Gue pengen kerja di PLN, takut kesetrum.
-Pengen kerja di Bar takut dosa.
-Pengen kerja sampingan, tapi sampingan sama siapa. nonton bioskop aja sampingnya kosong.

Pengen kerja di kantor, tapi badan gue pendek. Gatau kenapa setiap ngelamar disebuah kantor atau toko retail yang sudah besar. Mereka punya syarat minimal tinggi badan. Alhasil orang-orang kayak gue ini jadi gapunya harapan untuk kerja disana. Gimana mau daftar? Minimal tinggi badannya aja 165 centimeter, sedangkan gue 160 milimeter. Kan jadi agak sulit buat kerja di tempat begitu.

Ya begitulah gue, banyak keraguan, banyak ketakutan. Padahal gue belum mencobanya. Saat itu gue emang gadapet kerjaan, satu tahun gue nganggur. Kerjaan gue Cuma ngerjain temen.

Gue mau cerita. Gue pernah kerjain temen gue disebuah malem minggu.

Jadi waktu itu. Temen gue lagi tidur menginap dirumah gue, dan kebetulan dia ini seorang trypophobia. Ketakutan terhadap lubang yang tersusun dalam pola janggal dalam jumlah banyak. Kalo gatau, mending Liat foto dibawah ini.



Jadi pas dia tidur, gue gambar tangannya pake spidol, gue gambar bulet bulet diseluruh tangannya. Percis sekali sama gambar diatas. Gue juga sebenernya agak geli sih liatnya.

Sampe tiba paginya, dia bangun sambil menguap, matanya masih sayup-sayup sambil sesekali di kucek. Saat dia berdiri dia sadar dan melihat kedua tangannya sudah penuh dengan gambar bolong-bolong. 
Gue melihatnya kejang-kejang, lalu dia pingsan, lidahnya menjulang keluar, napasnya terdengar kencang.

Gue panik. Gue kira temen gue bercanda. Gataunya beneran.

Beneran bercanda.
---------------------------------------------------=---------------------------------------------

Gua keliling-liling kota mencari pekerjaan apapun yang sedang membutuhkan tenaga kerja bakalan gue ambil. Yang penting sederajat sama ijazah SMA gue. Ga mungkin dong gue sekolah mahal mahal cari ilmu, Cuma kerja nyuci Loyang.

Ternyata susah ya cari pekerjaan. Gue gapernah dapet panggilan telpon yang selama ini gue tunggu tunggu kabarnya. Naro lamaran disana sini tapi gada satupun yang menelpon gue. Gue sedih, menangis disudut kamar, merenungi nasib, melihat sisi buruk kehidupan, entah kenapa sesuatu yang kita tunggu itu kadang berakhir menyakitkan. Sampe akhirnya gue tersadar

handphone guenya kan lagi disita ibu gue.

===============================================================================

Waktu pun berlalu. Gue gada kerjaan, gada HP, gabisa main sama teman. Jadinya gue Cuma dirumah, ngutak ngatik laptop. Belajar ngedit foto, belajar ngedit video, belajar nulis script film. Sampe pernah gue bikin script film yang filenya kehapus karena laptopnya kena virus. Sedih dah pokoknya kalo diceritain mah. :')

Menjadi pengangguran yang hobbynya ngedit ngedit, lama kelamaan bikin gue malah makin males kerja. Gue malah berpikir untuk kerja sampingan aja. Mungkin membantu ngeditin video anak SMA yang punya tugas dari sekolahnya. Atau hal yang lebih besar, seperti edit video pernikahan.

Hal itupun gue dapetin, walaupun uangnya gabanyak. Tapi gue seneng ngelakuinnya. Sampe akhirnya gue berniat coba bikin akun youtube yang lebih serius. Dulu pas SMA udah punya akun youtube. Cuma akunnya masih suka reuplode video orang. Konsep videonya pun asal-asalan. Jadi sekarang ini gue mau bikin yang lebih serius. Dengan mengajak teman-teman gue.

Gue dapet pelajaran, "kalo kita kerja dari apa yang kita suka, kita juga bakal senang ngejalaninnya". Bukan sekadar pekerjaan, tapi sebuah Hobby yang dibayar.

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Oh iya. Waktu gue lagi berkumpul dengan teman-teman, ngepush rank mobile legend. gue mendapat telpon dari sebuah nomor tidak dikenal. Saat itu gue sedang dalam permainan mobile legend, jadi kalo ada yang nelpon, bikin sinyal ilang dan jadi ngelag.

Gue kesel kan tuh, gue matiin aja. Penelpon itupun menelpon gue lagi, berulang kali. Bikin gue naik darah. Rasanya pengen gua gigit aja tuh orangnya kalo ketemu langsung.

Lalu karena emosi sudah gak ketampung, gue mengambil ancang-ancang untuk memaki makinya.

Telpon masuk, gue bersiap-siap. Mengambil tarikan nafas panjang.

Terdengar suara seseorang, “Halo.” Suaranya halus, lembut, dan nadanya seperti orang asing yang baru bisa bahasa Indonesia.

“EH!!!.…” kata gue, Belum selesai ngomong.

Si penelpon menyahut dengan satu tarikan napas, “Apa benar ini dengan Rizki-san? Saya ingin mengajak Rizki-san bekerjare dikantor kami.” Jelas sekali ini seperti orang jepang yang berbicara.

“Kerja dimana.?

“Tokyo.” Jawabnya.

Gue kaget sekaligus senang. Game mobile legend yang gue mainin, gue force close. Semua orang disekitar, gue suruh diem. Ada motor lewat yang knalpotnya berisik, gue timpuk palanya.

 “Beneran? Tokyo?.” Tanya gue memastikan.

“Yah. Saya tidak berbohong.” Dengan nada orang jepang.

Gue sujud syukur.

Dengan aksen jepang dia bilang. “Tokyo Ban gunan.”

Gue banting hp gue.                                            



*SIALAN!!!